Jumat, 14 Oktober 2011

Catatan EGP


Tiga tahun yang lalu, diliputi oleh rasa malas, melas, dan mulas. Rasanya tak ingin hidup lagi. Bukan karena broken heart atau broken home, tapi karena begitu banyak tumpukan tugas kuliah hingga berlembar-lembar folio yang sama sekali belum kusentuh. Ditambah lagi nilai E yang jelas-jelas tak bisa ditutupi dengan sehelai kain. Yep…Nilai E di mata kuliah Functional Grammar 1.

Lembar per lembar kubuka, kulihat dengan telitinya kertas itu. Namun, tetap saja nilai E lagi yang kulihat. Kugigit bibir bawahku, aku lemah tak berdaya. Kulangkahkan kaki ini gontai menuju sebuah bangku panjang coklat di sebuah ruangan ber- AC. Tak sanggup rasanya ingin segera kutumpahkan air mata ini. Namun, untuk apa kutangisi suatu hal yang sudah terjadi.

“Ya Tuhan, apa salahku?”
“Berlembar-lembar tugas FG sudah kukerjakan, tapi apa yang aku dapat, hanya nilai E yang teramat menyakitkan dan memalukan.”
“Aku tak butuh IPK 3, aku hanya ingin nilai C saja. Itu cukup bagiku.”

Tetesan itu menetes perlahan membahasi kedua pipiku. Benar-benar menetes tanpa kuduga. Tak ada tempat untuk mengadu, tak ada tempat untuk berbagi. Bergejolak hatiku bukan karena aku falling in love tapi karena getting a bad score. Sulit rasanya melaporkan nilai E ini. Teramat sangat terpukul. Tiba-tiba sosok itu datang menghampiriku. Aku memang sudah terlanjur cinta dengannya.

“Hey, what’s going on?”
“Nothing, I am okay”
“Nooo, you are crying. Getting a bad score?”
“Hmmm….look that, E. Gak lulus FG 1.”
“Masih ada semester depan.”
“Seharusnya aku dapat nilai B, bukan E.”
“That’s life, you have face the truth.”
“Butttt, … ini gak adil. Kukumpulkan tugas mata kuliahku setiap pertemuan. Kenapa bisa seperti ini?”
“Hmmm, Tuhan sedang menguji kesabaranmu. Take it easy.”


Cuma kalimat “Take it Easy”… itu yang membuat aku belajar semuanya. Dari sebuah kegagalan yang pada ending-nya menjadi sebuah kesuksesan. Akhirnya nilai A pun ditangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar