Rabu, 23 November 2011

India: A Hot Kiss for You


“Cha, sini naskah Travelling-nya Bila yang kerjain! Atau, sebagian kamu, sebagian aku?”
“Jangan, Bil… kalau mau yang ngerjain satu orang saja, nanti laen gaya.”
Terlihat senyum simpul dari balik kerudung wanita yang katanya pecinta kopi dan cokelat ini. Aku pun bergegas membalas senyumnya itu, sambil sesekali memainkan laptopku yang sudah ada di hadapanku. Terlihat pada layar desktopnya berjuta potoku dengan berbagai gaya. Hehehe…
Kumulai aktivitas hari itu dengan membaca “Bismillah” memastikan agar semuanya berjalan dengan lancar. Dan berharap, hari itu ada panggilan kerja dari sebuah perusahaan kepadaku. Namun, bukan panggilan kerja yang kudapat, tapi panggilan dari atasanku yang memintaku untuk mem-proofread naskah “Travelling” itu.
“Bil, tolong naskah ini di proofread saja, karena sudah Mbak edit. Hanya hal-hal kecil saja yang patut diperbaiki.”
“Iya, Mbak.”
Saat kali pertama menyentuh naskah itu, yang terlintas di bayanganku adalah BOSAN. Bayangkan saja, tebal halaman hampir 300 lebih. Harus dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Namun, aku tak menyerah meskipun rasanya sejak surat kontrak kerjaku tak diperpanjang, aku ingin bunuh diri saja. Merasa bahwa aku sudah lagi tak berguna bagi kedua orangtuaku. Aku membaca kemudian naskah itu, perlahan dan penuh penghayatan. Aku tak ingin melewatkan naskah yang mengupas tuntas tentang Negara yang terkenal akan Taj Mahal nya.
Taj Mahal, I am Coming
Salah satu subbab yang kubaca berulangkali. Penulis, Mbak Ade berhasil membuatku begitu terharu membaca bagian itu. Di mana penulis mendeskripsikan Taj Mahal dengan apa adanya. Taj Mahal, sebuah bangunan yang didirikan oleh Shah Jahan untuk istri ketiganya, Mumtaz Mahal yang meninggal karena hendak melahirkan anak ke-14 nya. Sebelum masuk ke dalam Taj Mahal, akan terlihat sebuah kursi yang pernah dipakai oleh Ratu Diana saat Ratu berkunjung ke Taj Mahal. Tak jarang banyak turis atau warga India yang berpose untuk mengabadikan momen-momen itu. Ketika, masuk ke dalam Taj Mahal, akan terlihat berjuta-juta pahatan-pahatan yang menggambarkan tentang bagaimana hubungan sepasang suami istri itu dilukiskan secara vulgar. Sungguh, ketika kau melihat pahatan itu, kau akan tertegun atau bahkan berpikir “Betapa hebatnya pemahat dan desainer Taj Mahal itu!” Karena bentuk pahatan itu bukan seperti pahatan, tapi mirip seperti manusia.
Rickshaw Wallah
Namun, ada pula bagian subbab yang membuat hatiku terenyuh. Di mana masih terdapat rickshaw. Ya, sejenis becak tapi menggunakan jasa manusia. Yang menarik rickshaw wallah ini adalah manusia, bukan hewan atau menggunakan jasa mesin. Biasanya wallah kerap ditemui di pasar. Atau mengantarkan para turis berkeliling. Penggunaan rickshaw sebenarnya pernah dilarang oleh pemerintah India, tapi pada akhirnya ada satu daerah yang bernama Calcutta yang tetap memberlakukan rickshaw ini.
To be Continue….. (Masih ingin menuliskan kembali tentang India, Tunggu saya besok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar