Jumat, 14 Oktober 2011

REKENING CINTA


"Hari ini atau tidak selamanya?
Pertanyaan itu selalu terbesit dalam pikiranku. Di mana saja, bahkan saat aku terjaga dalam tidurku pun aku kerap memikirkannya. Sejak empat tahun terakhir selepas aku kehilangan dia, aku berjanji untuk tidak aware terhadapnya. Namun, itu tak berhasil, aku masih tetap saja ingin selalu tahu apa yang sedang dia lakukan. Dia, Radith yang telah mengajarkanku arti tentang hidup, kini ia benar-benar telah meninggalkanku tanpa jejak.
Sudah tiga belas hari berlalu, begitu cepat. Dan begitu tersayat sangat hati ini. Dia yang dulu sangat memujaku, sudah berpindah haluan dengan wanita pilihannya yang lain. Padahal, Kamis, 21 Juli 2011 lalu, sebuah sms mengejutkan tertera di layar Samsung Wave-ku. Sms yang dikirimkan Radith untukku. Hingga kini, meskipun dia sudah meninggalkanku, jujur saja aku masih mengaguminya. Meskipun sebagian besar temanku sudah melarangku untuk terus larut dalam kesedihan.
Terdengar lagu Zoobi Dhoobi yang merupakan lagu Bollywood dalam soundtrack film “3 Idiots” dari Samsung Wave-ku.
 081791133**
pinjem 2 ratus ada ga, bsk siang gw ambil J
Napasku berhenti tiba-tiba, merasakan bahwa sekelilingku adalah pemakaman. Yap, aku sedih, sedih dengan tingkah lakunya yang masih saja sama dari tahun ke tahun. Masih saja meminta uang kepadaku untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal, aku yakin kalau dia jauh lebih makmur daripada aku. Perlahan, kuusap dadaku, sambil terus membaca sms darinya berkali-kali. Dan tiba-tiba saja kepalaku terasa berat. Bukan karena aku sakit kepala, tapi aku lelah dengan keadaan buruknya. Kutarik napasku dalam-dalam, dan perlahan kuhembuskan. Saat itu, aku baru bisa sedikit tenang, meskipun seharusnya aku tak meghiraukannya. Dengan malas, kubalas sms darinya.
0813156350**
gw masih di luar Jakarta, plg kalo  mau hari Kamis depan.
Emg buat apa?
            Sebenarnya, aku tak berniat sama sekali untuk mempedulikannya. Tapi, itulah aku. Masih tetap saja tak ingin melihat dirinya kesusahan. Dari awal aku bertemu dengannya, aku memang tipe wanita yang katanya “tidak tegaan” kalau melihat orang di sekelilingku kesusahan. Sejak aku kecil, aku memang diajarkan oleh ibuku untuk saling berbagi kepada sesama teman. Dan apa yang Ibu ajarkan selalu kuaplikasikan dalam kehidupanku. Jadi, tanpa mempedulikan orang itu teman, pacar, atau bahkan orang asing, jika aku mampu untuk berbagi apa yang aku miliki, pastilah akan kubagi. Hingga, sosok Radith yang asing bagiku saja aku rela berbagi hasil jerih payahku dengannya.
            Selang beberapa menit, berbunyilah Samsung Wave-ku. Sebuah pesan kini menghiasi layar Samsung-ku.
081791133**
Buat nambah bayar kostn :”(
Membaca sms itu mengingatkanku saat dulu empat tahun aku kos di bilangan Rawamangun, depan kampus UNJ. Setiap bulan aku harus pandai mengatur keuanganku, antara kosan dengan biaya hidup sehari-hari. Memang sudah takdirnya, anak kos harus membagi-bagi uangnya untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Jika terlambat bayar kosan, maka aku harus mengganti keterlambatan itu dengan menambah biaya kosan perharinya, Rp. 10,000,-. Kejam bukan? Padahal, untuk bisa mendapatkan uang, aku harus bekerja paruh waktu. Membagi waktu belajarku di kampus dengan waktu kerjaku mengajar. Karena itu, aku sangat tidak tega saat Radith menuliskan bahwa uang yang dipinjamnya dariku itu untuk bayar kosan. Meskipun, aku sedikit meragukannya. Segera, kubalas sms darinya.
0813156350**
            di sini itu nggak ada ATM, kalau mau ya lo tgg mpe Kamis, mau?
            Keraguan tiba-tiba saja memenuhi relung jiwaku untuk tidak memberikan pinjaman uang kepadanya. Tapi, lagi-lagi aku gagal. Aku bergegas mengambil Samsung Wave-ku dan kubuka aplikasi “Calculator”, lalu aku mulai menghitung pundi-pundi uang yang akan kudapatkan di bulan Juli 2011. Ya, Rp 2. 300. 000,- yang akan kudapatkan di bulan Juli. Akhirnya, kuputuskan untuk menyisihkan Rp 300. 000,- itu untuk Radith. Dan sisanya kuberikan kepada ibuku. Beliaulah yang hingga kini masih mengatur keuanganku, meskipun aku sudah bekerja.
            Sms dari Radith pun akhirnya menyusul satu per satu. Dan saat itu, aku masih meragukan apakah aku benar-benar akan mentransfer uang itu atau tidak.
081791133**
Ya udh bsk Kamis
Hatiku sedikit tersentak saat kubaca sms itu, lalu kurasakan jemari ini benar-benar bekerja dengan sendirinya.
0813156350**
            Knp lo nggak minjem sama yg laen klo bth cepet?
081791133**
Kalo ada lu, knp gw msti mnta ma yg lain…hmm ya udahlah, maaf ya sebelumnya.
Aku semakin terkejut dengan balasan sms darinya. Kenapa harus aku? Kenapa harus memelas kembali kepadaku? Tuturku dalam hati saat itu. Lalu, hatiku pun luluh setelah membaca sms darinya itu. Segera kubalas lagi sms darinya.
0813156350**       
            Nomor rek.nya brp?
            Saat aku menanyakan nomor rekening kepadanya. Tak perlu aku menunggu lama mendapatkan jawaban darinya. Aku pun penasaran, kira-kira rekening siapa yang akan dia pakai. Dan ternyata, rekening keponakannya.
081791133**
3721323*** atas nama paulus yansen langkamau..ponakan gw
Saat itu sebenarnya aku ingin sekali menghapus sms darinya. Tapi, kupikir-pikir lagi, aku hidup di dunia hanya sekali. Dan Tuhan telah memberiku begitu banyak limpahan rahmat-Nya yang aku sama sekali tak pernah menduganya. Mungkin sudah saatnya aku membuktikan ucapannya bahwa dia salah telah menilaiku yang katanya aku ini wanita pelit yang tidak ingin menolong sesama. Bahkan, ucapannya tentang “Berbuat baiklah terhadap orang yang kau sayang sebelum orang itu tiada”, aku buktikan hari itu dengan mentransfer Rp 300. 000, sepulang aku dari Sampit.
            Beberapa temanku di kantor sempat aku mintai pertolongan. Aku butuh bantuan teman yang memiliki rekening BCA. Karena setelah kutanya lebih jauh lagi, nomor rekening yang Radith berikan kepadaku menggunakan rekening Bank BCA. Alhasil, supaya memudahkan transaksi kutanya satu per satu teman kantor. Kumulai dari teman seperjuanganku, Icha.
“Cha, boleh minta tolong nggak?”
“Bayar lu, dari kemaren minta tolong mulu. Hehehe.”
“Jiahhahaha… iya gampang kalau upeti mah, tinggal dirapel aja.”
“Mau minta tolong apa?” ia tampak berpikir sejenak
“Cha, nanti gue ikut pake atm BNI lo ya? Gue mau transfer ke rekening orang.”
“Rekeningnya apa emang?” sambil merapikan naskah yang berceceran di meja kerjanya.
“BCA. Kenapa? Mahal ya?” Ditatapnya Icha saat itu.
“Hmm, biasanya sih kalau beda bank gitu transaksinya, suka kena cas gitu. Gimana?” jelasnya.
“Ya udah nggak apa-apa. Nanti gue tambahin deh.”
“Makasih ya, Cha,” ia tersenyum.
            Kembali ada senyum merekah di wajahku. Aku senang karena sepulang kerja nanti, aku bisa langsung mentransfer uang itu. Kembali, kulanjutkan pekerjaanku menyunting naskah Mbak Asma Nadia yang berjudul “Cinta di Ujung Sajadah”. Sambil menyunting, aku pun menyalakan e-pop (jaringan komunikasi kantor) kepada salah satu temanku, Mbak Vika.

Aku: Mbak Vika, kamu pake rekening bank apa?
Mbak Vika: Bank BCA, knp say?
Aku: Wah…. Kebeneran, aku boleh pinjam nggak Mbak.
Mbak Vika: Buat apa?
Aku: Aku mau transfer uang ke rekening orang. Nah orang ini pakai rekening Bank BCA.
Mbak Vika: Boleh-boleh, ke sini aja.
Aku: Wait for me ya, mbak. Loph u deh!
            Aku pun menghampiri Mbak Vika yang saat itu  dia baru saja selesai melakukan transaksi dengan orang lain. Aku pun bergegas memberikan nomor rekening yang Radith berikan kepadaku. Dan dengan senang hati, Mbak Vika membantuku untuk mentransfer uang itu. Tak perlu menunggu beberapa jam, dalm hitungan menit pun transaksi sudah selesai. Mbak Vika pun segera mengeprint hasil transaksi yang baru saja sebagai bukti untukku.

BUKTI TRANSAKSI TRANSFER DANA
Tanggal             : 25/07/2011
Jam                              : 16:46:44
Nomor referensi             : 4EF4AE7A-8650-E159-E056-10F*********
Tujuan Transfer              : 3721323***
Nama Penerima : PAULUS YANSEN LANG KAMAU
Jumlah                          : Rp. 300, 000
Berita                            : -
Jenis Transfer                : TRANSFER SEKARANG
Nomor Urut                    : 1938**
Status                           : TRANSAKSI BERHASIL

Kuucapkan alhamdulillah setelah mendengar Mbak Vika mengucapkan kata “Berhasil”. Lalu, aku memberikan uang cash Rp 300. 000,- kepada Mbak Vika. Dan kusimpan bukti transfer itu baik-baik dalam laci kerjaku. Dan kuperhatikan bukti transfer itu baik-baik, tapi aku masih tak percaya kalau aku baru saja mentransfer uang itu. Uang hasil jerih payahku. Uang yang aku cari hingga aku pulang larut. Tapi, dalam sekejap aku sanggup memberikan uang itu pada Radith. Sosok laki-laki yang membuat aku merasa menjadi wanita terjelek dan paling nggak up to date.

Malam harinya…
            Sesampainya di kosan, aku pun mengirimkannya sms. Sebenarnya, hal itu tak perlu aku lakukan, Hanya saja, aku ingin melihat responsnya seperti apa setelah aku mentransfer sejumlah uang untuknya. Apakah dia akan memaki aku dengan lisannya yang kotor atau bahkan akan menjadi lembut seperti perlakuannya dulu kepadaku?
0813156350**       
            Gmn? Udh dicek rek.nya?
081791133**
Udh, makasih mbak
0813156350**       
            Iya, moga uangnya bermanfaat ya, lgs byr kostan.
081791133**
Angel
0813156350**       
Iya, gw emg angel kalo disuruh bikin sinopsis J
081791133**
Sering’ aza klo dpt royalty mah ^_^

Hmm, seperti itulah percakapan kami di sms, selepas aku mentransfer uang kepadanya. Padahal, faktanya dia selalu memaki aku kasar. Tapi, tak ada yang harus aku sesalkan, karena aku melakukan itu semua abstrak karena cintaku padanya. Tak peduli apa yang akan diperbuatnya kepadaku atau apa yang akan dikatakannya kepadaku, pastinya aku telah membuktikan bahwa aku takkan tergantikan dengan wanita pilihannya yang lain, karena kamu ada, maka aku pun ada. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar