Jumat, 14 Oktober 2011

Untitled


“Sakiiiit… Begini rasanya disakiti,” batinnya tersentak seketika.
“Memang salahku, tak berani katakan rasa ini.”
Kugigit bibir bawahku, sekuat tenaga kutahan genangan air mata.
“Katakan sekali lagi… biar yakin 100% telinga ini, memang dari dulu kau tak ada rasa sedikitpun padaku.”
Tetesan itu kurasakan, semakin dekat semakin berjatuhan.
“Dari awal jumpa, aku hanya ingin have fun denganmu, tak lebih dari itu.”
“HAH…?”
Hatiku bagaikan tersayat pisau belati, kutatap wajahnya intens, tak berkedip sekalipun.Luluh bercampur peluh
*isengdotcom*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar